Hal itu disampaikan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dalam rilis resminya. Perusahaan itu menyatakan keuntungan itu berupa tambang emas, tembaga, perak yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp2,17 triliun.
Diketahui, PT Inalum menjadi induk BUMN-dengan tiga BUMN tambang lainnya-memiliki aset sekitar Rp83 triliun. Pembayaran saham PT Freeport itu sendiri dilakukan pada akhir Desember lalu.
"Dengan membayar Rp55 triliun, Inalum akan mendapatkan keuntungan besar," demikian keterangan Inalum, Rabu (16/1). "... Perusahaan itu akan mendapatkan kekayaan tambang."
Soal keuntungan memeroleh saham mayoritas PT Freeport, anggota Komisi VII DPR Adian Napitulu juga menyatakan pendapatnya. Dia menuturkan siapa yang menduga perusahana yang mengelola gunung emas terbesar dikendalikan oleh BUMN.
"Ini beda dengan sektor migas. Freeport tak bisa didapatkan secara gratis," kata dia dalam satu diskusi beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, Freeport McMoran masih akan menjadi pengelola tambang PT Freeport Indonesia, meski Pemerintah Indonesia melalui PT Inalum mendominasi kepemilikan saham.
Diketahui, transaksi divestasi saham Freeport rampung pada akhir Desember. Usai transaksi, RI resmi menggenggam 51,2 persen saham Freeport Indonesia. Sementara, 48 persen sisanya masih dipegang Freeport McMoran, perusahaan tambang yang berbasis di Amerika Serikat.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menjelaskan tambang emas dan tembaga tersebut merupakan tambang terumit di dunia lantaran letaknya di bawah tanah. Dalam hal ini, Freeport McMoran telah terbukti kompeten untuk mengelola dan mengembangkan tambang tersebut. (asa/asa)
http://bit.ly/2McUMPg
January 17, 2019 at 01:29AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2McUMPg
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment