Thursday, January 3, 2019

Produser Berencana Garap Semesta 'DreadOut'

Jakarta, CNN Indonesia -- Produser film, Wida Handoyo, berencana membuat semesta atau universe film DreadOut yang diadaptasi dari permainan bertajuk sama. Hal itu ia rencanakan karena gim DreadOut merupakan kekayaan intelektual atau intellectual property (IP) yang kuat.

"Kami berencana DreadOut 2 keluar, gim juga keluar. Kami berharap kolaborasi dua industri, bukan hanya menaikkan rating gim, tapi juga bisa ada prekuel, sekuel dan seterusnya," kata Wida saat jumpa media di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (2/1).

Gim DreadOut yang rilis pertengahan 2014 adalah tipe permainan kesintasan atau survival dengan sudut pandang orang ketiga. Karakter utama Linda, yang dalam film diperankan Caitlin Halderman, menggunakan gawai untuk berinteraksi dengan hantu.


Saat riset sutradara sekaligus penulis naskah Kimo Stamboel berdiskusi dengan kreator gim, mempelajari tingkah karakter, alur permainan dan komentar orang yang memainkan DreadOut. Hasil riset itu ia racik menjadi naskah film.

Ia juga sempat bermain sehingga melahirkan banyak pertanyaan, seperti alasan keberadaan hantu kebaya merah dan mengapa gim tersebut kerap menggunakan bahasa Sunda. Kimo semakin asyik menggali cerita DreadOut ketika mengetahui ada cerita dalam bentuk komik yang belum masuk dalam permainan.

Setelah membaca komik itu Kimo merasa DreadOut memiliki cerita yang luas. Hal itu membuat Kimo memutuskan membuat prekuel dari gim, menceritakan mengapa peristiwa dalam gim DreadOut bisa terjadi.


Rencana pembuatan semesta DreadOut didukung oleh CJ Entertainment, salah satu rumah produksi asal Korea Selatan yang ikut menggarap filmnya. Perwakilan CJ Entertainment, Justin Kim, mengatakan selalu ingin membuat semesta film horor.

"Saya rasa kami bisa membuat semesta besar yang bisa dimulai dengan film ini. Kami saat ini berpikir, berharap ada prekuel dan sekuel," kata Justin.

Kimo memberikan pendapat serupa soal pembuatan semesta horor ini. Bahkan ia bermimpi untuk membuat serial DreadOut yang tayang di over the top (OTT) atau yang lebih sering disebut layanan musik streaming.

"Tayang premium di OTT supaya all out, enggak pikirkan rating. Ini film pertama gue dengan rating 17 tahun ke atas, sulit karena harus menahan diri agar bisa dapet rating 17 tahun," kata Kimo. (adp/rea)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2CM6bCi
January 04, 2019 at 05:04AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2CM6bCi
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment