"Mengapa ketika pak Harto itu dihujat saya yang mengatakan jangan hujat dia," kata Megawati.
Mega bercerita bahwa ayahnya, Sukarno diturunkan secara tak baik oleh rezim yang tak menghendakinya sebagai Presiden. Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) pada 1966 disebut membuat Sukarno tak lagi leluasa memegang kendali kekuasaan kala itu.
Puncaknya, ketika Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) bersidang pada 7 Maret 1967 untuk mencabut mandat Sukarno kemudian melantik Soeharto sebagai presiden.Meski begitu, Megawati mengatakan bahwa peristiwa itu harus dijadikan pelajaran dan tak boleh terulang kembali di kemudian hari
"Saat saya [kuliah] di Universitas Padjajaran di Bandung lalu, tahun 65 akibat ayah saya diturunkan dengan cara yang menurut saya, tidak baik. Tidak ada kata lain, tidak baik. Jadikan ini sebuah pembelajaran," kata dia.
Presiden ke-2 RI, Soeharto. (REUTERS)
|
Ia menyatakan fenomena pemimpin yang kerap dipuja ketika menang dan dijatuhkan ketika lemah bukan tradisi yang baik untuk dijalankan di Indonesia.
"Setiap presiden itu apa selalu dijatuhkan seperti begitu dengan sebuah rekayasa? tentu rekayasa politik. Mudah-mudahan semua akan berjalan dengan baik," kata dia.
Di sisi lain, Megawati turut mencurigai bahwa Pemilu 2019 kali ini turut ditunggangi oleh pihak yang ingin memecah belah masyarakat. Sebab, ia menilai tidak ada hambatan berarti sejak Pemilu 1955 silam digelar kecuali Pemilu saat ini."Tapi kok demokrasi yang sudah dibentuk sejak 1955 mau dipecah sendiri oleh bangsanya," kata dia. (rzr/ain)
http://bit.ly/2VxdRQm
January 08, 2019 at 04:58AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2VxdRQm
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment