Menurutnya, gaji itu masih bisa bertambah apabila dokter tidak hanya praktik di satu tempat saja, namun turut mengisi jadwal dokter jaga di beberapa rumah sakit sekaligus.
"Selain gaji, dia bisa praktik, misalnya dia praktik di tiga tempat. Wah, banyak itu kolega saya gajinya besar, kalau lihat dari pajaknya saja besar-besar. Makanya cari pacar dokter saja deh," ujar Nila di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (15/1).
Nila menyatakan itu menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam Pidato Kebangsaan, Senin (14/1) malam. Dalam pidatonya, Prabowo menyatakan banyak dokter bergaji lebih kecil dari tukang parkir kendaraan.
"Begini, saya ini dokter, tapi (gaji) lebih besar kok dari juru parkir. Sekarang kalau tukar parkir berapa sih?" ucap Nila.
"Dokter itu punya keahlian, jadi harus fair melihatnya," kata dia.
Berbeda dengan Nila, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Daeng M. Faqih mengatakan saat ini masih banyak dokter umum di berbagai daerah yang berpenghasilan di bawah Rp3 juta.
Dia mengambil contoh dokter golongan 3A yang mengantongi gaji pokok Rp2,4 juta per bulan. Ditambah penghasilan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sekitar Rp500 ribu. Sehingga penghasilan total sekitar Rp2,9 juta.
"Memang masih banyak dokter, terutama dokter umum yang berada di garda depan, penghasilannya di bawah Rp3 juta," kata Daeng kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/1).
Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto didampingi Cawapres Sandiaga Uno saat menyampaikan Pidato Kebangsaan, Jakarta, 14 Januari 2019. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
|
Daeng menyebutkan jumlah dokter di seluruh Indonesia sekitar 167 ribu, 130 ribu di antaranya adalah dokter umum. Menurutnya, mereka adalah dokter yang berada di garis terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat. Namun, Daeng tak bisa membandingkan gaji dokter dengan penghasilan tukang parkir, sebagaimana disebutkan Prabowo dalam Pidato Kebangsaannya.
"Secara pribadi saya tidak tahu penghasilan tukang parkir, yang saya tahu penghasilan dokter dari laporan beberapa kawan di berbagai daerah," ujarnya.
Meski demikian, Daeng tak memungkiri ada pula dokter yang memiliki penghasilan tinggi, terutama dokter spesialis yang berada di kota-kota besar. Namun menurutnya, jumlahnya lebih sedikit dari dokter umum.
Dia mengatakan beberapa masalah dalam BPJS, seperti defisit ataupun penundaan pembayaran ke rumah sakit. Menurutnya, hal ini ikut mempengaruhi kesejahteraan dokter, termasuk tenaga kesehatan lainnya, dan mengganggu pelayanan kesehatan.
IDI pun berharap siapapun yang nantinya menjadi presiden, bisa mengoreksi kecukupan dana BPJS agar pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.
"Tata kelola BPJS sebaiknya harus ada perbaikan, karena melihat kemarin sempat di-pending pembayaran ke rumah sakit, dan juga terjadi defisit," kata Daeng.
http://bit.ly/2DcKtrv
January 16, 2019 at 04:35AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2DcKtrv
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment