Di kawasan Asia, rupiah melemah bersama mayoritas mata uang negara lainnya. Rupee India melemah 0,58 persen, won Korea Selatan minus 0,46 persen, baht Thailand minus 0,44 persen, dan dolar Singapura minus 0,18 persen.
Lalu, yen Jepang melemah 0,17 persen, ringgit Malaysia minus 0,1 persen, renminbi China minus 0,07 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,05 persen. Hanya peso Filipina yang menguat 0,03 persen dari dolar AS.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju yang kompak bersandar pdi zona merah. Hanya dolar Kanada yang melemah 0,14 persen dari mata uang Negeri Paman Sam.
Rubel Rusia melemah 0,54 persen, dolar Australia melemah 0,29 persen, euro Eropa minus 0,26 persen, franc Swiss minus 0,14 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,1 persen. D0
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.031 per dolar AS atau menguat dari kemarin sore di Rp14.105 per dolar AS.
Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto mengatakan pergerakan rupiah berbalik arah ke zona merah karena pelaku pasar melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah rupiah menjadi mata uang paling kuat di Asia kemarin.
"Apalagi secara teknikal, rupiah telah dua hari menguat dan sempat menyentuh Rp14.000 per dolar AS," terang Andri kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/1).
Selain itu, pelaku pasar juga cenderung wait and see menanti rapat bulanan bank sentral AS, The Federal Reserve. "Hal ini juga mendorong pelaku pasar untuk sementara melepas rupiah hari ini," katanya.
Kemudian, sentimen lain yang turut mempengaruhi pergerakan rupiah ialah kelanjutan perundingan dagang antara AS-China. Hal ini membuat pelaku pasar lebih hati-hati dan beralih ke dolar AS.
(uli/bir)
http://bit.ly/2VBGvjn
January 08, 2019 at 11:58PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2VBGvjn
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment