Seperti dikutip dari akun Twitter Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gempa yang episentrumnya berada di titik 146 kilometer barat laut Halmahera Barat itu tak berpotensi tsunami. Gempa dengan kedalaman 10 kilometer di dasar laut itu terjadi sekitar pukul 00.27 WIB.
Terkait tsunami yang mengancam warga pesisir, pada 2 Januari 2019, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menawarkan alternatif alat pendeteksi yakni laser tsunami sensor (LTS). Alat itu diklaim lebih baik dan awet daripada penggunaan buoy (pelampung) yang selama ini digunakan untuk mengirimkan ancaman terjadinya tsunami.
Peneliti bidang instrumentasi kebencanaan Pusat Penelitian Fisika LIPI Bambang Widiyatmoko mengatakan laser tersebut telah diciptakannya sejak tahun 2005. Sistem kerja LTS adalah dengan mengirim cahaya melalui fiber optik ke laut dan cahaya balik akan membawa informasi kondisi tekanan hidrostatik yang dirasakan.
Bambang mengatakan salah satu negara yang memiliki dan telah menggunakan LTS adalah Jepang. Sedangkan yang dimiliki oleh LIPI adalah LTS jenis fiber brag grating (FBG).
"Prinsip kerjanya adalah mengirim cahaya dari darat kemudian ditembakan ke dasar laut, lalu ada sensor di dalamnya yang akan kembali menembakkan cahaya ke pos pantau," ujar Bambang di Gedung LIPI, Jakarta, Rabu (2/1).
http://bit.ly/2TuNngA
January 07, 2019 at 07:53AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2TuNngA
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment