Friday, January 4, 2019

Mobil Kompak Dihindari, Penjualan Mobil di AS Tersendat

Jakarta, CNN Indonesia -- Penjualan mobil di Amerika Serikat disebut melambat. Tiga produsen otomotif besar di AS, yaitu General Motors (GM), Ford dan Fiat Chrysler Automobiles mengeluhkan perlambatan terjadi karena konsumen di AS menghindari mobil kompak dan sedan.

Konsumen di AS beberapa tahun terakhir lebih tertarik membeli mobil SUV dan pikap. Berdasarkan laporan masing-masing perusahaan, GM dan Ford mencatat penurunan. Fiat Chrysler mengalami peningkatan cukup tinggi.

GM, sebagai produsen otomotif terbesar AS melaporkan penurunan penjualan sebesar 2,7 persen pada kuartal keempat dan penurunan mengalami 1,6 persen untuk 2018.

Ford masih terus berjuang menarik minat beli konsumen di AS. Penjualan Ford pada 2018 turun 3,5 persen dibanding 2017. Model paling laku Ford adalah pikap F-Series dan SUV.

Sementara FCA secara total penjualan tahun lalu naik sembilan persen dari satu tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang cukup besar bagi FCA disebabkan perusahaan menawarkan mobil penumpang berdimensi besar yang diminati konsumen, seperti SUV dan pikap.

"Kinerja tahun ini menggarisbawahi upaya yang kami lakukan untuk menyelaraskan kembali produksi kami untuk menawarkan konsumen AS lebih banyak kendaraan Jeep dan pikap Ram," kata kepala penjualan FCA AS Reid Bigland dalam sebuah pernyataan, diberitakan AFP, Jumat (4/1).

Raksasa industri lain, Toyota, juga mencatat penurunan penjualan di negeri paman sam AS pada Desember sebesar 0,9 persen dan untuk periode satu tahun sebesar 0,3 persen.

Honda juga bernasib buruk, yakni turun 2,2 persen untuk tahun lalu. Produsen Jepang lain, Nissan turun 6,2 persen pada 2018. Mazda bernasib sebaliknya, penjualannya turun 3,8 persen pada Desember 2018, namun secara total naik 3,7 persen untuk tahun penjualan 2018.

Tesla cuma menggelontorkan sebanyak 90.700 unit pada kuartal keempat, atau turun dari periode sama tahun lalu yang sebesar 91.000 unit.

Perlambatan Penjualan Mobil di AS Masih Terasa di 2019

Para analisis memperkirakan perlambatan penjualan otomotif AS masih akan terasa di tahun ini, salah satunya disebabkan ketegangan ekonomi antara AS dan China serta Eropa membuat penjualan otomotif di negara yang secara historis yang cukup besar bagi industri otomotif ini terhambat.

"Kami memperkirakan penjualan (otomotif) masih akan tersendat pada 2019. Bagi beberapa produsen mobil, perlambatan sudah mulai terasa," kata Ekonom Senior Otomotif Cox Charlie Chesbrough dalam sebuah pernyataan.

Kelley Blue Book, perusahaan valuasi kendaraan dan riset otomotif yang berbasis di Irvine, California, mencatat rata-rata harga mobil baru naik sekitar tiga persen sepanjang 2018, atau rata-rata harga mobil di atas US$36.000 (Rp514 juta).

Kenaikan harga jual mobil akan terus terdongkrak tahun ini yang berujung pada pelemahan daya beli konsumen. (mik)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2CNHK7N
January 04, 2019 at 10:01PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2CNHK7N
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment