
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan secara umum, inflasi pada tahun 2018 didorong oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonnsubsidi, serta biaya transportasi dan perumahan.
"Penyebab inflasi 2018 secara umum karena (kenaikan harga) bensin, beras, rokok keretek filter. Berbeda dengan 2017 yang didorong kenaikan tarif listrik, biaya perpanjangan STNK, dan ikan segar," ujar Suhariyanto di Jakarta, Rabu (2/1).
Adapun khusus Desember, menurut dia, kenaikan harga dialami telur ayam ras, daging ayam ras, serta bawang merah, beras, seiring meningkatnya kebutuhan menjelang Natal dan Tahun Baru. Kelompok bahan makanan pada Desember mengalami inflasi sebesar 1,45 persen dan andil 0,29 persen.
"Tapi ada yang mengalami deflasi misalnya cabai merah," ungkap dia.
Suhariyanto menambahkan, inflasi pada Desember 2018 terjadi di 80 dari 82 kota IHK. Inflasi tertinggi terjadi di Kupang, sementara inflasi terendah terjadi di Banda Aceh. Di sisi lain, Sorong dan Kendari mengalami deflasi masing-masing 0,15 persen dan 0,09 persen.
"Kupang karena kenaikan harga tiket udara dan daging ayam ras," jelas dia. (uli/agi)
http://bit.ly/2F32ZUv
January 02, 2019 at 06:24PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2F32ZUv
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment