
Terkini, dua pimpinan KPK mendapatkan teror bom di kediaman pribadinya masing-masing secara terpisah pada Rabu (9/1) dini hari.
"Ini momentum sangat bagus bagi polisi membuktikan mereka betul-betul menegakkan hukum dan karenanya menyelesaikan teror ini supaya tidak terjadi lagi pada pimpinan KPK dan lembaga lain," kata HNW di Kompleks Parlemen, Jumat (11/1).
Rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di kawasan Kalibata (Jakarta Selatan) mendapatkan dua lemparan bom molotov--satu meledak dan menghanguskan sebagian kecil dinding kediamannya. Sementara itu, rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di kawasan Jatiasih (Bekasi) mendapatkan teror bom palsu.
Sebelumnya, teror pun dialami penyidik senior KPK Novel Baswedan. Sepupu dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu mendapatkan teror penyiraman air keras ke wajahnya usai salat subuh di lingkungan rumahnya, Kelapa Gading (Jakarta Utara) pada 11 April 2017.
Hampir dua tahun berlalu, polisi belum bisa membongkar teror air keras tersebut.
"Ini [teror kepada dua pimpinan KPK] adalah momentum sangat bagus bagi rakyat menuntut kepolisian melaksanakan dan menyelesaikan seluruh PR (Pekerjaan Rumah) terkait teror terhadap pimpinan KPK," ujar HNW.
Selain yang dialami Agus, Laode, dan Novel, awak dari lembaga antirasuah itu pun pernah mengalami teror. Beberapa di antaranya Johan Budi Prasetyo yang kala itu menjabat juru bicara KPK kendarannya diserempet. Pun, selang radiatornya dipotong.
"Kalau ini teror itu dibiarkan ya berarti kita kalah dengan terorisme. Kita tidak boleh kalah dengan terorisme. Para pimpinan terutama KPK memang harus mendapatkan kepastian tidak ada lagi teror terhadap mereka," ujar HNW.
(din/kid)http://bit.ly/2ACiC23
January 11, 2019 at 11:39PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2ACiC23
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment