Wednesday, January 9, 2019

Mulut-mulut Besar dari Ring Tinju

CERITA ARENA

Putra Permata Tegar Idaman, CNN Indonesia | Rabu, 09/01/2019 20:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan.

Orang yang banyak bicara biasanya pembohong tiada berilmu. Orang yang pendiam, biasanya berilmu jadi jangalah dianggap enteng.

Begitu peribahasa yang sering didengar. Orang yang banyak membual memang lebih mudah memancing perhatian dan rasa kesal. Mereka juga mudah untuk jadi sasaran tertawaan. Namun dalam dunia bela diri, terutama tinju, orang-orang inilah yang kemudian memainkan peranan besar terhadap sukses olahraga tersebut.

Muhammad Ali jadi nama besar yang sukses membuat tinju jadi pusat perhatian. Muhammad Ali juga jadi petinju yang namanya dikenal di seluruh penjuru dunia. Apakah ia rendah hati? Tidak. Muhammad Ali sombong bukan kepalang. Ia adalah raja sesumbar dan sering melakukan serangan verbal alias trash talk kepada lawan-lawannya.

"It's hard to be humble, when you're as great as I am."

"(Sulit untuk bersikap rendah hati, ketika dirimu sehebat saya)"

Kisah Mulut-Mulut Besar di Dunia TinjuMuhammad Ali tanpa ragu dan bangga mengatakan bahwa dirinya layak untuk menyombongkan diri. (Action Images / MSI/File Photo via Reuters)
Sebuah pernyataan yang sombong, namun sangat menarik untuk dikenang, dikutip, dan tentunya dibaca serta didengarkan.

Muhammad Ali melengkapi kedahsyatan pukulan dan kecepatan di atas ring dengan kalimat-kalimat bombastis yang membuatnya bagai raja. Tak tersentuh. Selalu benar.

"Jika dirimu ingin kehilangan uang, maka jadilah orang bodoh dan bertaruh untuk Sonny, namun bila dirimu ingin mendapatkan hari yang baik, maka taruhlah pada Clay [nama Muhammad Ali sebelumnya]," kata Muhammad Ali sebelum ia mengalahkan Liston.

Kalimat-kalimat bualan Muhammad Ali juga kemudian abadi, seolah terus terngiang hingga beberapa dekade kemudian.

Dari Hopkins Hingga Naseem Hamed

Setelah era sesumbar Muhammad Ali, trash talk dan saling serang lewat kalimat jadi hal yang biasa di dunia tinju. Mike Tyson, Bernard Hopkins, Naseem Hameed, David Haye, dan Floyd Mayweather Jr. sederet kecil dari sejumlah petinju yang senang melakukan serangan verbal terhadap lawannya.

Mike Tyson pernah mengungkapkan bahwa dirinya akan memakan anak Lennox Lewis jelang laga perebutan gelar juara dunia tinju pada 2002 silam.

Bernard Hopkins punya cerita lain. Ia jadi pemberitaan media massa setelah melempar bendera Puerto Riko dalam persiapan laga melawan Felix Trinidad. Hopkins melakukannya bukan di Amerika Serikat, melainkan di Puerto Riko.

Momen itu membuat kemarahan besar terjadi. Dikutip dari LA Times, 100 polisi, bodyguard, dan barikade tidak bisa menghalangi kemarahan massa. Hopkins harus berjuang dan melakukan lompatan ke bawah dengan tinggi sekitar delapan kaki hingga akhirnya ia mencapai ruang aman.

Kisah Mulut-Mulut Besar di Dunia TinjuBernard Hopkins pernah jadi sasaran kemarahan lantaran mengejek Felix Trinidad. (TIMOTHY A. CLARY / AFP)
Apakah momen mengerikan itu membuatnya kapok? Tidak sama sekali.

"Saya sudah melihat lebih banyak kerusuhan dan lebih banyak hal gila dalam keseharian saya dibandingkan yang saya lihat di San Juan."

Hopkins bahkan terus membuat suasana jelang pertarungan panas. Ia meledek rakyat Puerto Riko yang menaruh kepercayaan besar pada Trinidad.

"Mereka bisa meminta Tuhan mereka [Trinidad], atau apapun julukan yang melekat padanya. Katakan padanya untuk datang dan bertarung, namun saya tahu, begitu laga berakhir, Trinidad mungkin tidak bisa kembali ke rumah."

"Mereka [rakyat Puerto Riko] mungkin tidak akan membiarkannya kembali [usai kalah dari saya].... Mari kita lihat apakah Felix Trinidad dibolehkan pulang ke negara yang berkata mencintainya. Saya jamin, mereka akan memperlakukan Trinidad seperti anjing rabies," kata Hopkins.

Naseem Hamed adalah fenomena lain seorang trash talker. Bila Muhammad Ali merangkai kalimat indah dengan kelincahan dan sengatan mematikan di atas ring, bila Mike Tyson menggabungkan serangan verbal dengan kekuatan pukulan, maka hal yang berbeda ditunjukkan oleh Naseem Hamed.

Naseem Hamed adalah petinju yang dengan mudahnya meremehkan lawan lewat serangan-serangan verbal yang diucapkan. Aksi Naseem Hamed makin terlihat mengesalkan karena gaya bertarungnya yang unik.

Naseem Hamed sering berhadapan dengan posisi tangan di bawah, seolah mengabaikan serangan lawan yang akan datang. Dengan celana yang warna-warni, bahu yang bergoyang-goyang, Naseem Hamed adalah salah satu petinju yang tak akan bisa dilupakan dari sejarah tinju.

Mulut besar tak harus selalu datang dari petinju berbobot besar. Naseem Hamed tetap percaya diri dengan mulut besarnya meski badannya kecil.Mulut besar tak harus selalu datang dari petinju berbobot besar. Naseem Hamed tetap percaya diri dengan mulut besarnya meski badannya kecil. (SEAN DEMPSEY / PA / AFP)
Dengan segala tingkah konyol yang membuatnya seperti badut di atas ring, Naseem Hamed sejatinya punya rekor bertarung yang menakutkan. Segala kekonyolan Naseem Hamed, baik dari perkataan maupun perbuatan, seolah bisa membuat lawan terprovokasi dan lengah sehingga akhirnya mereka terkapar

Naseem Hamed mencatatkan rekor 36 (31 KO)-1-0 dalam kariernya. Satu-satunya kekalahan dalam kariernya datang dari Marc Antonio Barrera.

"Kevin Kelly malam ini melihat skill dari seorang Pangeran. Kekuatan, kecepatan, kemampuan, oh Tuhan, sayalah yang terbaik di dunia ini," ucap Naseem Hamed usai menalukkan Kevin Kelly dalam laga perdananya di Amerika Serikat. (har)

1 dari 2

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2FoM7rH
January 10, 2019 at 03:00AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2FoM7rH
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment